Rabu, 10 November 2010

jean-paul sartre : eksistensi

Eksistensi Cinta Menurut Jean Paul Sartre
Jean Paul Sartre memandang cinta sebagai sebuah konflik. Konflik yang dimaksudkan adalah bahwa ketika saya mencintai seseorang , maka saya berhadapan langsung dengan kemerdekaan orang yang saya cintai itu. Dalam mencintai ini, orang lain yang saya cintai itu dalam kemerdekaannya memberikan kepada saya suatu “being” yang berasal dari saya sendiri. Dengan cara inilah saya bereksistensi berkat kemerdekaan orang lain.
Menurut Sartre, cinta tidaklah cukup dengan suatu perjanjian dari pihak lain. Cinta merupakan ikatan berdasarkan pilihan bebas yang merupakan kesetiaan pada diri sendiri. Inilah yang dikatakan sebagai sebuah situasi paradoksal. Orang yang mau mencintai ingin mencintai dengan sebuah kemerdekaan, tetapi tidak ingin agar kemerdekaan itu ada. Maksudnya, ketika seseorang mencintai orang lain, maka ia mau mencintai pasangannya itu dengan kemerdekaan penuh, sementara dia tidak menghendaki agar orang yang dicintai itu mempunyai kemerdekaan.
Meskipun demikian, subjek yang mencintai ini tidak memandang orang lain ini hanya sebagai alat saja. Dia mau menjadi seluruhnya bagi yang dicintainya. Ia juga bersedia menjadi objjek bagi yang lain sedemikian rupa sehingga orang yang dia cintai itu bersedia menghilangkan dirinya dalam dia sebagai hal yang mendasari eksistensinya. Inilah situasi paradoksalnya. Mencintai tetapi tidak menghendaki adanya kebebasan dari orang yang dicintai. Pihak yang mencintai tidak mau berpengaruh terhadap kemerdekaan orang yang dicintai. Dengan kata lain masing- masing pihak saling mempertahankan kemerdekaannya.
Dalam cinta, subjek yang mencinta berusaha menjadikan pihak yang dicintai sebagai objek atau en-soi pemenuh hasrat cintanya. Sebaliknya pihak yang dicintai pun dengan sadar menjadikan orang lain sebagai objek atau en-soi pemenuh kebutuhanya untuk dicintai. Dapat dikatakan bahwa tidak ada subjek dalam cinta ala Sartre ini. Masing-masing pihal adalah objek. Oleh sebab itu menurut Sartre, dalam cinta tak perna akan terjadi cinta sejati atau cinta tanpa pamrih sebab masing-masing pihak berusaha untuk saling mengobjekkan pribadi yang lain.

Tidak ada komentar: